Selasa, 12 April 2011

BILA AKU JADI DIREKTUR UTAMA PT. PELINDO II

Setelah selesai saya dilantik Menteri BUMN, saya akan melakukan rapat kordinasi dan inventarisasi dengan para direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II dengan agenda rapat sebagai berikut :
1. Untuk mengumpulkan para General manager Cabang Pelabuhan Pelindo II
2. Menerima laporan langsung dari para General Manager Cabang Pelabuhan tentang jumlah fasiitas yang dimiliki, trend pertumbuhan arus barang, hubungan dengan para pengusaha pengguna jasa kepelabuhanan, Pemerintah Daerah dan peta kekuatan sumber daya manusia yang dimiliki.
3. Menetapkan target pencapaian usaha dan mengevaluasi visi dan misi perusahaan sampai lima tahun mendatang.

Kepada para manager ditetapkan target pencapaian usaha (pendapatan) mulai diterbitkannya surat sampai akhir tahun berjalan, selain itu kepada para General Manager dimintai ide-ide brilian utuk meningkatkan efisiensi pelayanan berkorelasi dengan peningkatan pendapatan perusahaan. Bagi General Manager yang berprestasi (pendapatan melampaui target yang ditetapkan), jujur, bersih dan bermoral tinggi akan diberikan penghargaan/hadiah (reward) dan bagi general Manager yang tidak berprestasi dan suka menerima suap dari pengusaha jasa pelabuhanan akan diberikan hukuman (punishment) di lantai tujuhkan menjadi staf direksi.

Untuk pelabuhan kelas satu seperti Palembang, Panjang khususnya pelabuhan Tanjung Priok langsung dibawah pengawasan saya selaku Direktur Utama PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Pada pelabuhan Tanjung Priok, saya bersama dengan Direktur Usaha dan General Manager pelabuhan, akan melakukan invetarisir seluruh asset cabang tanjung priok mulai dari; luas dan kedalaman kolam pelabuhan, luas daerah labuh jangkar, panjang dermaga, jumlah gudang dan luasnya, jumlah lapangan dan luasnya, jumlah lahan yang disewakan kepada para pengusaha dan berapa luas yang didayagunakan untuk kepentingan pelayanan kepelabuhanan (lapangan dan pergudangan), untuk perbaikan kapal, untuk industry pabrikasi, dan untuk pelayanan migas. Setelah itu dibuatkan pemetaan lahan serta penyewanya mulai dari sebelah Timur dimulai dari kali baru, lahan yang disewa PT. Dharma Karya Perdana, Lahan yang disewa PT. Estern Pelymer, lahan Koja bhari III, lahan yang disewa PT. Airin (anak perusahaan Koja Bahari), lahan yang disewa PT. Bogasari fluor mill Tbk, lahan yang disewa Pertamina (persero), dan lahan Koja Utara yang disewa PT. Graha Segara, PT. Aneka Kimia Raya (AKR), lahan yang disewa PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) sebelah Timur Koja Kanal, lahan yang dikuasai Mbah Priok, dan lahan sebelah selatan lahan Mbah Priok. Sebelah Barat dimulai dari Lahan yang di sewa PT. Eka Nuri Jl. Ancol Timur, lahan yang disewa PT. Eka Nuri sebelah selatan Kantor Pengerukan, lahan PT. Sindulang dan Harapan Jaya sebelah Timur Kantor Pengerukan, Lahan di Jl. Industri II sebelah Timur Kali Japat, lahan di Jl. Industri I dimulai dari Pabrik Cat Nippon Paoint, Lahan yang dikontrak PT. Koja Bahari I, Lahan yang dikontrak PT. Eka Nuri, Lahan yang dikontrak PT. Bimoli, lahan yang dikontrak oleh PT. Pulau Kuda Laut, lahan ex. Inggom Shipyard (diusahakan PT. MTI), lahan yang berada di Jl. Paliat, lahan yang dikontrak Yon Air, lahan ex. arung samudra, lahan PT. Cetot, lahan yang dikontrak KOTERM (AD) Jl. Padamarang dan seluruh lahan perkantoran lingkungan kerja pelabuhan Tanjung Priok.
Kemudian saya akan membuat rencana (study kelaiyakan) pembangunan “pelabuhan impian” (dream port) dimulai dari Kali Baru menjorok ke tengah laut (reklamasi) dengan luas darat 200 hektar dan pembangunan lahan Koja Utara menjadi Lapangan penumpukan Petikemas Impor berstatus Jalur Hijau dan Jalur Merah guna meningkatkan pelayanan dan pendapatan (profit) usaha dengan lebih dahulu melaksanakan kordinasi dan kerjasama dengan :
1. Melakukan kordinasi dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta guna kelancaran arus barang dan Petikemas dari pelabuhan sampai ke gudang penerima atau sebaliknya.
2. Kerja sama dengan pihak PT. Bina Marga guna pembangunan Tol akses masuk pelabuhan Tanjung Priok.
3. Mendorong pihak Pemerintah Pusat (Departemen Perhubungan dan Bapenas) agar segera membangun pelabuhan “impian” menjorok kearah laut (reklamasi) mulai dari Kali Baru sampai tengah laut dengan luas lebih kurang dua ratus hektar dengan panjang dermaga lima puluh ribu meter dengan lebar apron tiga puluh meter jalan.
4. Saya akan melakukan kerja sama dengan Direktur Utama PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) agar semua Petikemas Impor Jalur Hijau yang telah lebih lima hari penumpukannya di Lapangan (CY) PT. JICT akan dipindahkan kelapangan No. 200X atau ke Lapangan No. 201X.
5. Melaksanakan kerjasama dengan Durektur Jendral Bea dan Cukai agar YOR tiap terminal dipertahankan tujuh puluh lima persen (75%), lebih dari itu Petikemas Impor harus dipindah Lokasikan ke Lapangan Nomor. 200X, Nomor. 201X dan lapangan Penumpukan Petikemas di Lapangan Lini II lingkungan kerja pelabuhan Tanjung Priok, sementara Lapangan Nomor. 202X (Ex. Graha Segara) tetap dipertahankan sebagai Lapangan Petikemas Impor Jalur Merah.

Pemetaan (inventarisasi) pelabuhan Tanjung Priok selesai satu bulan dilanjutkan dengan pendidikan pelatihan SDM di Singapura dan dalam negeri tiga bulan, study kelaikan selesai tiga bulan dan rapat koordinasi diselesaikan satu bulan. Bulan kedua setelah pemetaan tanah diselesaikan, maka standar harga persewaan tanah luar dan tanah dalam lingkugan kerja pelabuhan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II tentu setelah mendapat rekomendasi persetujuan dari Menteri BUMN dan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Tanah Luar sebelah Timur mulai dari Kali Baru sampai Kali Kresek (Bogasari) diharga tiga dolar amerika serikat (U$.3.00) per meter per bulan. Tanah dalam mulai dari Kali Kresek sampai Jalan Timor pelabuhan Tanjung Priok dihargai empat dolar amerika serikat (U$.4.00) per meter perbulan (Pertamina PT. Graha Segara dan PT. AKR). Dari Jalan Timor ke sebelah Barat sampai ke jalan Sulawesi dihargai empat setengah dolar amerika serikat (U$.4.50) per meter per bulan. Dari Jalan Sulawesi Barat (PT. Dwipa dan Kolinlamil) sampai kantor Kins Bea & Cukai, dihargai lima dolar amerika serikat (U$.5.00) per meter per bulan. Tanah mulai dari Kantor Pusat dan Cabang Pelindo II ke Barat dimulai dari Lapangan PT. Adi Purusa sampai Jl. Padamarang Timur dihargai lima dolar amerika serikat (U$.5.00) per meter per bulan, Tanah jalan Pademarang Barat sampai Kantor Batalion Yon Air ke Utara dihargai empat dolar amerika serikat (U$.4.00) per meter per bulan. Tanah dari Jalan paliat sampai ke Jalan Industri II (Kali Japat) dihargai tiga setengan (U$.3,5) dolar amerika serikat (U$.3.50)per meter per bulan. Tanah yang terletak pada Kali Japat Barat (PT. Sindulang, PT. Harapan Jaya sampai pada lahan yang terletak di Jalan Ancol Timur (PT. Eka Nuri, PT. Karya Tara Cemara Indah) dihargai tiga dolar amerika serikat (U$.3.00) per meter per bulan. Harga tanah dimaksud diatas belum termasuk biaya administrasi 0,5% PPN sebesar 10%, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tiap tahun dibayarkan oleh para penyewa. Besaran harga kontrak/sewa tanah terstandar yang ditawarkan managemet Pelindo II ini sudah kompetitif bila merujuk pada harga tanah per meter yang ditawarkan oleh negara Malaysia, Singapura dan Miyanmar. Tanah yang telah terlanjur disewakan dengan harga murah (Dharma Karya Perdana, PT. Airin, Estern Polymer, Bogasari, Pertamina, PT. AKR, PT. Graha Segara, PT. JICT, PT. Dwipa, PT. Samin. PT. Agung Raya, PT. Adi Phurusa, Koterm, Yon Air, PT. Koja Bahari 1, Nippont Paint, PT. Bimoli, PT. DKF, PT. Wiyata, PT. Daya Radar, PT. Eka Nuri Kali Japat, PT. Sindulang Hondot, PT. Harapan Jaya, PT. Eka Nuri dan PT. Karya Tara Cemara Indah Ancol Timur) segera di addendum, harganya disesuaikan dengan harga standar yang telah ditetapkan. Keputusan dan tindakan menaikan harga kontrak tanah ini, pasti akan mendapat tantang dari para pengontrak (pengusaha) yang sudah lama keenakan menikmati sewa tanah yang rendah dipelabuhan. Tantangan ini akan dihadapi dengan tegar karena saya berperinsif bahwa tindakan yang dilakukan ini semata untuk kepentingan Negara dan Perusahaan.

Bulan keenam setelah study kalayakan pembangunan pelabuhan “impian” diserahkan pada pemerintah (Menteri BUMN/Bapenas), pendidikan dan pelatihan para SDM selesai, dengan berpedoman pada kekuatan, ancaman, kesempatan/peluang dan kelemahan perusahaan saya akan membangun tanah Koja Utara menjadi Lapangan Penumpukan Petikemas import dan tiga unit Gudang CFS. Lahan sebelah Utara Mbah Priok dengan luas lebh kurang empat puluh hektar akan dibangun Lapangan penumpukan Petikemas Jalur Hijau dan Jalur Merah, lahan sebelah Utara, diserahkan pada PT. JICT untuk perpanjangan dermaga. Lahan sebelah Selatan Mbah Priok sampai Jl. Raya Cilincing dibangun Lapangan Penumpukan Petikemas dan tiga Unit Gudang CFS (2 x 75 x 40 m). Untuk mendapatkan ruang yang lebih luas, lahan yang menamakan dirinya Mbah Priok dikurang menjadi dua hektar. Saya dan tim akan bernegosiasi dengan habib penggarap lahan ini, saya yakin bila pewaris lahan garapan ini diberi ganti rugi miliaran rupiah dan lahan ini digunakan untuk pembangunan Lapangan Penumpukan Petikemas dan Gudang CFS milik Pemerintah yang diusahakan Pelindo II Cabang Tanjung Priok, maka pihak habib (penggarap) akan menyerahkan lahan dengan lapang dada. Bila tadinya lahan Mbah Priok kurang dari sembilan hektar dijadikan sekitar dua hektar sehingga lahan yang akan digunakan membangun Lapangan Penumpukan Petikemas Impor Nomor: 201X dan tiga unit Gudang CFS menjadi dua puluh delapan hektar. Lapangan Nomor 202X (Graha Segara) tidak akan saya kontrakan lagi karena lapangan ini merupakan salah satu Mesin Uang Cabang Tanjung Priok dan akan tetap digunakan sebagai Lapangan penerima Petikemas Impor status Jalur Merah. Lapangan Nomor 203X (Aneka Kimia Raya) belum dapat dioperasionalkan untuk menerima Petikemas Impor karena kontraknya sedang berjalan, tapi besaran sewa kontrak per bulan atau pertahun akan disesuaikan menjadi empat puluh delapan dolar amerika serikat (U$. 48.00) per Meter per Tahun.
Bersamaan dengan pembangunan Lapangan 201X, dibangun (remodelin/konfigurasi) pula lapangan penumpukan Petikemas pada daerah lini dua lingkungan kerja pelabuhan Tanjung Priok dengan cara membongkar semua kantor swasta atau pemerintah yang posisinya terletak sebelah selatan Jl. Raya Pelabuhan (kecuali kantor Bea dan Cukai). Semua petikenas kosong (empty container) yang selama ini ditimbun di lapangan lini satu dan lini dua pelabuhan, dikeluarkan, ditumpuk pada depo petikemas kosong diluar pelabuhan karena petikemas kosong bukan barang niaga melainkan sampah.
Sementara pembangunan Lapangan No. 200X, Lapangan Np. 201X, Lapangan Nomor. 202X (Graha Segara) dan Lapangan Lini dua pelabuhan Tanjung Priok dilaksanakan, kontrak Lapangan No. 203X (AKR) di addendum harganya menjadi empat puluh delapan dolar amerika serikat (U$.48.00) per Meter per Tahun, selanjutnya bila kontrak lahan berakhir, maka kontrak lapangan ini tidak diperpanjang lagi karena tidak sesuai dengan peruntukannya. Lahan yang terlanjur dikontrak Pertamina (Persero), akan ditinjau kembali luasnya, kerena pendayagunaannya tidak optimal dan tidak sesuai peruntukannya.

Pada bulan ke delapan setelah rencana dan program saya berjalan, saya akan menghitung pendapatan perusahaan (PT. PELINDO II) khususnya dari lingkungan kerja dan lingkungan kepentingan Pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan kelas satu mulai dari pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan Banten, pelabuhan Panjang, pelabuhan Palembang, pelabuhan Cirebon, pelabuhan Pontianak dan seterusnya urusan pendapatannya dan pelayanan saya serahkan pada Direktur Usaha, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum Personalia untuk menetapkan misi dan target laba usaha perusahaan, tingkat pelayanan efisien dan cita rasa yang patut.
PT. Multi Terminal Indonesia (MTI) yang tadinya berasal dari Divisi Usaha Terminal (DUT) Cabang Tanjung Priok pada awalnya didirikan bukan semata untuk mencari keuntungan (laba), melainkan diperioritaskan sebagai stabilisator kegiatan bongkar/muat di pelabuhan Tanjung Priok. Kini PT. MTI telah diproklamirkan tahun dua ribuan sebagai anak perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Bila tadinya MTI (DUT) terbatas bergerak pada usaha bongkar/muat barang/petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, kini mengembangkan usaha pada bidang freight forwarding (penanganan/pengiriman barang) antar pulau/nusantara dan atau luar negeri. Setelah saya analisis core bisnis dan diversivikasi usaha MTI, saya melihat ada manipulasi/penyimpangan usaha yang seharusnya tidak dilakukan management MTI. Saya akan membatalkan kegiatan persewaan tanah/lapangan penumpukan barang di pelabuhan daerah Lini Satu atau Lini Dua yang dilaksanakan oleh MTI. Saya akan membatasi lahan yang dioperasionalkan MTI seperti Terminal Petikemas PT. Mustika Alam Lestari (MAL), lahan ex. PT Inggom Shipyard, Lapangan Nomor 215X semua akan saya serahkan pada Cabang Tanjung Priok pengusahaannya agar memudahkan pengendalian dan pengawasan operasionalnya.

Dari investasi sebesar “dua ratus enambelas miliar delapan ratus dua puluh juta rupiah (Rp. 216.820.000.000,00) yang saya gunakan untuk membangun Lapangan penumpukan Petikemas status Jalur Hijau dan Merah Nomor; 200X sebelah Utara lahan Mbah Priok, perusahaan (Pelindo II) akan memperoleh margin net “lima ratus sembilan puluh tujuh miliar seratus empat puluh juta rupiah” (Rp. 597.140.000.000,00) sudah termasuk mengeluarkan biaya intertain, biaya management dan bonus karyawan seribu persen dari pendapatan diluar premi (insentif) karyawan.
Investasi pembangunan Lapangan Nomor; 201X (Graha Segara) untuk pengcoran lantai Lapangan dan pengadaan perkantoran butuh dana “dua puluh lima miliar rupiah (Rp. 25.000.000.000,00) dengan return on (laba bersih sebelum pajak) “delapan puluh miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah” (Rp. 80.750.000.000,00) per tahun sudah termasuk pembayaran bonus karyawan 1000 persen dari gaji dan tunjangan, intertain, dan biaya management.
Investasi yang digunakan untuk membangun Lapangan Nomor 202X dan tiga (3) unit Gudang CFS di lahan sebelah Selatan Mbah Priok, butuh dana sebesar “dua ratus lima belas miliar rupiah” (Rp. 215.000.000.000,00) sudah termasuk pengadaan perkantoran, tiga (3) unit Reach Stackers, dan enam (6) unit Forklift kap. 2,5 Ton. Laba bersih minimal yang saya hitung dari Lapangan ini (No. 202X) sebesar “dua ratus dua puluh miliar dua ratus lima puluh juta (Rp. 220.250.000.000,00) per tahun didapat setelah membayar bonus karyawan sebesar 1000 persen dari gaji dan tunjangan, biaya management dan biaya intertain. Dari Lapangan Nomor; 203X (PT. AKR), perusahaan (Pelindo II) akan menerima uang kontrak lahan per tahun sebesar 130.000 meter persegi dikali US.48.00 dikurang rupiah yang telah diterima dimuka.
Bila total investasi yang saya gunakan untuk membangun tiga (3) Unit lapangan dan fasilitasnya sebesar “empat ratus lima puluh enam miliar delapan ratus dua puluh juta rupiah” (Rp. 456.820.000.000,00) dengan diimbangi perolehan laba bersih “delapan ratus sembilan puluh delapan miliar seratus empat puluh juta rupiah” (Rp. 898.140.000.000,00) ditambahkan dengan akumulasi penyusutan lapangan, gudang, alat, perkantoran dan perlengkapannya.

Lapangan penumpukan Petikemas di wilayah Lini Satu pelabuhan Tanjung Priok diatur secara saksama, sebelah Barat birai Kolam Pelabuhan Dua sampai Regional Garbur (005, 006, 007) menerima penumpukan Petikemas Interinsule dan Lokal. Sebelah Timur birai Kolam Pelabuhan Dua sampai lapangan sebelah Barat birai Timur Kolam Pelabuhan Tiga, digunakan untuk penumpukan Petikemas/Cargo samudra dekat dan samudra jauh. Lapangan Lini Dua di mulai dari Lapngan Nomor; 106X, Lapangan Nomor; 107X (Ex. Pos IV), Lapangan Nomor: 108X (Ex. Kantor KP3, Kantor Djakarta Lloyd, Gedung Arsip), Lapangan Nomor; 116X, 117X, 118X, digunakan untuk penumpukan Petikemas Interinsulair. Lapangan Nomor; 119X (Kantor Djakarta Lloyd, Pulau Laut), Lapangan Nomor: 215X (Ex. MTI) jangka menengah panjang direncanakan untuk penumpukan Petikemas Impor, sementara untuk Lapangan MKT (PosIX), Lapangan PT. Swipa, dan Lapangan PT. Agung Raya kontrak per meter per tahun disesuaikan menjadi US.$. 60.00 (enam puluh dolar amerika serikat) per meter per tahunnya.
Dengan kekuatan dan peluang yang saya miliki, maka saya akan mengerahkan dan memotifasi seluruh sumber daya manusia yang ada di kantor Pusat dan Cabang Tanjung Priok untuk menangani Petikemas pindah lokasi dari PT. JICT dan TP. KOJA, saya percaya bahwa SDM yang dimiliki oleh Cabang Tanjung Priok dan Kantor Pusat merupakan SDM yang sangat handal dan terlatih. Mereka mampu mengerjakan apapun bentuk usaha kepelabuhanan asal diberi kesempatan dan kepercayaan pasti menghasilkan profit.
Setiap rupiah uang pelabuhan yang saya keluarkan untuk usaha dan atau untuk investasi, harus saya pertanggung jawabkan besaran return on (profit) yang didapat dari pembelanjaan dana perusahaan. Visi, misi, dan target yang saya tetapkan pasti akan berhasil karena dukungan dari semua karyawan PT. Pelindo II yang saya cintai dan kami akan berjuang bersama, bekerja sama bahu membahu dilapangan, Insya Allah, Tuhan akan menolong kami.


Wassalam…


MUKHALI.